IndonesiaTrends - Budaya mundur bila gagal menjalankan tugasnya, biasanya merujuk pada yang dilakukan seorang samurai di Jepang.
Pada masa kejayaan samurai, seorang pendekar Jepang biasanya membawa dua bilah pedang. Satu yang panjang, katana, satu lagi yang pendek, tanto. Pedang panjang digunakan sebagai senjata untuk menuntaskan misinya, sedangkan pedang pendek digunakan untuk seppuku atau bunuh diri jika gagal melaksanakan tugas.
Dengan budaya itu, samurai hanya akan diberi pilihan untuk menang. Daripada ditawan atau malu akibat kalah, lebih baik mati. Budaya harakiri atau memotong perut sendiri memang sudah nyaris hilang di Jepang, tapi spirit untuk malu ketika gagal atau melakukan kesalahan tetap tertanam hingga kini.
Baca Juga: Di Inggris Bila Gagal Mundur, Di Indonesia Pantang Mundur
Karena itu, itu di Negeri Matahari Terbit suatu hal yang lumrah jika pejabat yang gagal menjalankan tugas mengundurkan diri. Tidak hanya di Jepang, di negara yang menjunjung tinggi integritas kerja, pejabat mundur juga merupakan kelaziman.
Di negara yang menjunjung tinggi integritas, banyak pejabat memilih mundur sebelum kasusnya meluap sehingga kesalahan mereka tidak terekspos terlalu banyak. Di Jerman, perdana menteri mundur karena tersangkut skandal kredit rumah berbunga ringan yang didapat dari keluarga pengusaha, yang mendapat diskon khusus ketika membeli rumah.
Pada waktu terakhir ini, di Inggris Menteri Dalam Negerinya, Suella Braverman mundur dari jabatannya seusai insiden salah kirim e-mail. Memang hanya gara-gara salah mengirim surat elektronik penting tersebut.
Bagi Braverman hal itu kesalahan yang mengharuskan dirinya mundur. Tindakan ini, menurutnya, menandai pelanggaran teknis aturan, sehingga dia menilai keputusan menanggalkan jabatan menteri dalam negeri sudah tepat.
Baca Juga: Pj Gubernur DKI Lakukan Pembunuhan Karakter Anies?
Langkahnya itu disusul Perdana Menteri Liz Truss, yang mundur setelah keputusannya membatalkan kebijakan pemotongan pajak yang menyebabkan kehancuran pasar selama krisis biaya hidup yang sudah parah.
Truss menyampaikan alasannya mundur lantaran tidak bisa menunaikan mandat merealisasikan pemotongan pajak itu. Truss juga mengatakan mulai menjabat saat ketidakstabilan ekonomi yang hebat melanda.
Truss mengatakan partainya memberikan mandat kepadanya untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Ia merasa tidak mampu lagi menunaikan mandat itu. Dalam beberapa pekan terakhir, Inggris diterjang badai inflasi superhebat.
Budaya mundur bagi pejabat yang gagal, sebenaranya sudah diperlihatkan pula oleh bangsa kita, contonya peristiwa tujuh tahun lalu ketika Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Djoko Sasono mundur karena alasan tidak mampu mengatasi macet jelang Natal dan Tahun Baru 2015, yang tidak mampu diprediksinya.
Lima tahun yang lalu, Dirjen Pajak Kemenkeu, Sigit Pribadi pun mengundurkan diri. Secara jabatan, sebenarnya Dirjen Pajak tidaklah sehebat menteri atau pejabat tinggi lain, tetapi mengapa menjadi berita besar? Salah satu sebab sang Dirjen mundur bukan karena bersalah atau terlibat masalah, tapi merasa telah gagal mencapai target pengumpulan pajak. Meski secara nominal apa yang dicapainya cukup memuaskan, tidak sesuai target yang ditetapkan.
Baca Juga: MEMBANGUN HARAPAN