INDONESIATRENDS- Dalam setahun, ribuan warga sipil dan tentara Ukraina tewas dalam perang melawan Rusia, dan ketegangan antara Moskow dan Barat telah meningkat ke titik tertinggi sepanjang sejarah.
Pada hari Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin membela invasi yang dia perintahkan pada 24 Februari 2022 , saat rekannya dari Amerika Serikat Joe Biden berada di Polandia, menggalang dukungan untuk Ukraina .
Sementara itu, pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengeluhkan serangan Rusia di Kherson, yang dilakukan saat Putin menyampaikan pidato kenegaraannya yang berapi-api.
Sedikitnya enam orang tewas. Seorang korban, wanita muda dengan rambut coklat gelap panjang, terlihat di foto setelah kejadian itu, tubuhnya yang tak bernyawa berserakan di trotoar.
Jumat menandai peringatan pertama perang yang ditakuti dunia. Perdamaian tampaknya prospek yang jauh.
Nikolay Mitrokhin, seorang sejarawan di Universitas Bremen Jerman menjelaskan bahwa Skenario dasar baik Rusia maupun Ukraina tidak dapat mencapai tujuan mereka dalam perang ini.
Rusia hampir tidak akan mampu menduduki seluruh wilayah tenggara Donbas, apalagi menghancurkan Ukraina sebagai sebuah bangsa.
Ia memprediksi perang akan berakhir pada 2023 akhir atau 2024 karena kedua belah pihak akan kehabisan sumber dayanya.
“Perang mungkin akan berakhir pada akhir 2023 atau 2024 karena kedua belah pihak akan kehabisan sumber daya. Alasan utamanya adalah Ukraina dan Rusia sama-sama tidak memiliki cukup senjata, amunisi, dan prajurit untuk mencapai apa yang mereka tuju. Dikutip Indonesiatrends dari dari laman Aljazeera
Artikel Terkait
Ukraina Marah pada Kanada Akibat Kembalikan Turbin Rusia- Jerman
Rusia Tangkap Wartawan yang Menggelar Protes Invasi Ukraina di TV
Rusia Sepakat Menandatangani Izin Ekspor Gandum Ukraina
Vladimir Putin dan Xi Jinping Akan Membahas Ukraina dan Taiwan, Ini kata Kremlin
Elon Musk Bantah Bahas Nuklir dan Kesepakatan Damai Ukraina dengan Vladimir Putin