INDONESIATRENDS, JAKARTA,- Anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan hingga mencapai RP 21,7 Triliun.
Keterangan ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen Senayan Jakarta.
Dwiyana mengatakan pembengkakan anggaran tersebut berdasarkan hitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Nilai investasi proyek itu membengkak sebsar Rp 21,7 triliun," katanya.
Baca Juga: Imbangi Kebijakan Haji Arab Saudi, Bukhori : Perlu Ada Forum Haji Internasional
Namun pembengkakan anggaran ini, lanjut Dwiyana, rupanya berbeda dengan cara hitungan China. Hitungan pemerintah China, bengkaknya biaya pembangunan KCJB sebesar Rp15,19 triliun.
"Jadi, ada perbedaan karena beda cara melakukan review, beda metode dan beda asumsi," ujarnya dikutip IndonesiaTrends.com dari Pikiran Rakyat
Dwiyana menjelaskan perbedaan perhitungan yang dilakukan pemerintah China ialah tidak memasukan biaya pihak ketiga seperti penyedia persinyalan.
Baca Juga: Kemenkes Sebut : Korban Meninggal Akibat Covid-19 Kebanyakan Belum Booster
"Di China (persinyalan) itu free ya. China juga menilai seharusnya pemerintah Indonesia bisa memberikan free of charge pada KCJB untuk mendapatkan frekuensi GSMR," jelasnya.
Dwiyana pun meminta kepada pemerintah China untuk memaklumi Indonesia, meskipun pada awalnya China tidak menerima hitungan dari BPKP.
Artikel Terkait
Fans Fanatik Leslar Mencercar Dewi Perssik dan Kiky Saputri: Ini Balasan Dewi Perssik Untuk Fans Leslar!
GP Anshor Polisikan Faizal Assegaf : Dugaan Pencemaran Nama Baik dan Hoax
God Of War Ragnarok Rilis Hari Ini, Bersiap Para Pecinta Game Konsol!
11 Karakter God Of War Raganarok, Thornya Beda Banget dari Versi Marvel
Petugas Keamanan Stasiun Aniaya Anak Penyandang Disabilitas, Dipukul dan Dicukur Habis Rambutnya